Rabu, 26 Maret 2008

Dampak Kadar Cadmium terhadap Kesehatan Manusia

Dampak kadar Cadmium (Cd) dalam tubuh kerang hijau (Perna viridis)

Didaerah tambak muara karang telukT jakarta terhadap kesehatan manusia.


Oleh : Dorce Atdjas

Protein sangat dibutuhkan oleh tubuh manusia, hewan maupun tumbuhan. Protein dibutuhkan dalam penerjemahan kode-kode genetika khususnya dalam pewarisan sifat-sifat keturunan, proses pembentukan sel-sel baru contohnya dalam pembentukan sel-sel reproduksi.

Berdasarkan sumbernya, protein dapat dibedakan menjadi 2 (dua) yaitu protein hewani dan protein nabati. Protein hewani selain didapatkan dari golongan vertebrata (hewan bertulang belakang) banyak juga dijumpai pada golongan invertebrata ( hewan tidak bertulang belakang ), filum Mollusca yaitu hewan lunak.

Pada filum molusca, khususnya kelas Pelecypoda atau Bivalvia jenis Perna viridis merupakan jenis kerang yang banyak dicari orang karna selain sumber protein yang tinggi Perna viridis kerap dijadikan kudapan kuliner yang menggoda selera yang bukan hanya menjadi komoditi ekspor dalam negeri tapi juga keluar negeri.

Namun selama beberapa tahun terakhir ini, jumlah ekspor keluar negeri makin berkurang malahan dilarang untuk diekspor karna bagi dunia internasional kerang hijau dari indonesia sudah banyak yang terkontaminasi dengan logam-logam berat yang dapat berakibat membahayakan kesehatan orang yang mengkonsumsinya. Salah satu jenis logam berat yang sangat membahayakan kesehatan manusia adalah Cadmium (Cd) selain tembaga (Cu), timbal (Pb) maupun jenis yang lainnya.

Logam berat seperti Cadmium dapat terakumulasi dalam tubuh manusia yaitu lewat makanan maupun minuman yang terkontaminasi, untuk itu untuk mengetahui kadar Cadmium dalam tubuh perlu dilakukan pengukuran kadar cadmium dalam makanan maupun lewat feses.

Cadmium dapat melebur pada suhu 3210C dan larutnya lambat dalam asam encer dengan melepaskan Hidrogen sedangkan suhu air laut berkisar antara -2 sampai 300 sehingga sangat berpengaruh terhadap peleburan cadmium. Dengan suhu air laut yang kecil ini menyebabkan cadmium tidak melebur tetapi utuh molekulnya dan tenggelam sehingga bercampur dengan lumpur yang berada didasar laut.

Kerang hijau memiliki sistem anatomi tubuh yang terkenal sangat kuat dalam menyaring aneka jenis logam-logam berat. Karna habitatnya didalam lumpur membuat sistem digesti (pencernaan) banyak berhubungan dengan lumpur dan apabila logam berat ini masuk kedalam tubuh dapat membahayakan kesehatan terlebih khusus hasil pengendapan ini bisa menjadi racun didalam tubuh manusia. Bila racun ini terserap oleh tulang maka pengendapan didalam tulang dapat berakibat osteoporosis.

Cadmium yang diabsorbsi oleh tubuh manusia masuk kedalam tubuh melalui makanan dapat dikeluarkan lewat feses tetapi ada sebagian kecil yang masuk kedalam ginjal dan dikeluarkan oleh urin. Cadmium yang terdapat dalam ginjal dapat terakumulasi dengan protein yang terdapat didalam ginjal sehingga dapat menyebabkan gangguan pada aktivitas kerja enzim.

Enzim merupakan biokatalisator yang dapat bekerja bolak-balik dan mempengaruhi reaksi-reaksi kimia seperti proses metabolisme yang terjadi didalam tubuh. Enzim dapat bekerja pada suhu yang normal (suhu tubuh) sekitar 370C dan tidak dapat bekerja diatas suhu 370 C maupun dibawah yaitu suhu 00C sehingga apabila molekul cadmium masuk kedalam tubuh, enzim tidak mampu untuk menguraikannya sehingga cadmium tidak dapat larut didalam tubuh jika dilihat dari suhu yang dibutuhkan untuk melebur adalah 3210 C tetapi dapat meresap kedalam tulang, organ-organ penting dan vital didalam tubuh maupun terserap didalam otot.

Keracunan kronis terjadi bila memakan Cadmium (Cd) dalam waktu yang lama. Gejala akan terjadi setelah selang waktu beberapa lama dan kronis seperti:

§ keracunan pada nefron ginjal yang dikenal dengan nefrotoksisitas, yaitu gejala proteinuria atau protein yang terdapat dalam urin, juga suatu keadaan sakit dimana terdapat kandungan glukosa dalam air seni yang dapat berakibat kencing manis atau diabetes yang dikenal dengan glikosuria, dan aminoasidiuria atau kandungan asam amino dalam urine disertai dengan penurunan laju filtrasi (penyaringan) glumerolus ginjal.

§ Cadmium (Cd) kronis juga menyebabkan gangguan kardiovaskuler yaitu kegagalan sirkulasi yang ditandai dengan penurunan tekanan darah maupun tekanan darah yang meningkat (hipertensi). Hal tersebut terjadi karena tingginya aktifitas jaringan ginjal terhadap cadmium. Gejala hipertensi ini tidak selalu dijumpai pada kasus keracunan Cadmium (Cd) krosik.

§ Cadmium dapat menyebabkan keadaan melunaknya tulang yang umumnya diakibatkan kurangnya vitamin B yang dapat menyebabkan terjadinya gangguan daya keseimbangan kandungan kalsium dan fosfat dalam ginjal yang dikenal dengan nama osteomalasea atau penyakit Itai-iatai . Kekurangan kalsium dapat menyebabkan osteoporosis sehingga

orang tidak dapat berdiri dengan tegak tetapi membungkuk.

Untuk mengukur tingkat konsentrasi kemampuan organisme mengakumulasi bahan kimia (polutan) dalam tubuhnya yang didefenisikan sebagai perbandingan antara konsentrasi polutan pada lapisan tubuh organisme, Ct dan konsentrasi bahan kimia pada air dimana organisme tersebut ter-expose, Cw dengan persamaan

Sehingga dapat dihitung yaitu jenis mollusca kelas Pelecypoda mampu mengakumulasi 352 kali lebih tinggi kadar Cd didalam air dan dari hasil penelitian konsentrasi Cd dalam air sudah melewati ambang batasnya 0,05 % yaitu sudah mencapai 1,8 bahkan sampai 2 jadi dari persamaan diatas :

Diketahui: Ct = 352

Cw = 1,8 atau 2

Ditanya : BCF ( Biocentration factor) = ......... ?

Penyel : Untuk konsentrasi 1,8 Mg/L

= 195,5 %

Jadi pada konsentrasi 1,8 Mg/L pengambilan dan penyerapan polutan pada kerang hijau (Perna viridis) sebanyak 195,5 %.

Untuk konsentrasi 2 Mg/L

= 176 %.

Jadi pada konsentrasi 2 Mg/L pengambilan dan penyerapan polutan pada kerang hijau (Perna viridis) sebanyak

Berdasarkan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 51 tentang Buku mutu air laut maka dapat diambil contoh dari logam-logam berat.

Tabel .1. Buku Mutu Air Laut di Indonesia

No

Parameter

Satuan

Baku Mutu

1

2

3

4

5

Raksa (Hg)

Cadmium (Cd)

Tembaga (Cu)

Timbal (Pb)

Seng (Zn)

Mg/L

Mg/L

Mg/L

Mg/L

Mg/L

0,003

0,01

0,05

0,05

0,1

Berdasarkan baku mutu yang ada dari menteri lingkungan hidup maka konsentrasi Cadmium (Cd) adalah 0,01 tetapi yang ada didaerah tambak muara kerang teluk jakarta berkisar antara 1,8 Mg/L sampai 2 Mg/L dan kondisi ini sangat memprihatinkan sehingga dalam mengkonsumsi kerang hijau yang berasal dari teluk jakarta disarankan agar tidak mengkonsumsinya.

Dari contoh kasus yang ada, usaha penyelesaian sudah harus diusahakan agar tidak merugikan banyak orang dan bentuk pemecahan masalah (problem solving) dapat dikaji lewat beberapa tindakan (arahan) penyelesaian sbb :

a) Koordinasi. Perlu dilakukan koordinasi naik dari tingkat pusat maupn tingkat daerah untuk penanganan kasus pencemaran yang ada. Koordinasi dilakukan pada lintas level antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah dengan melibatkan berbagai pihak yang berkepentingan agar penataan dan perencanaan kedepan dapat terintegrasi dan terpadu. Koordinasi ini adalah dengan terbentuknya tim koordinasi yang bertanggung jawab secara bersama untuk menangani kasus.

b) Penelitian. Perlu dilakukan secara mendalam untuk mengetahui penyebab pencemaran dan memberikan gambaran kondisi nyata saat ini agar diketahui perbedaannya dengan kondidi sebelumnya. Penelitian dilakukan untuk menganalisis berbagai parameter seperti fidika, kimia dan biologi perairan sebagai bahan analisis mengenai dampak lingkungan (AMDAL).

c) Pengelolahan limbah. Faktor yang diduga sebagai dampak pencemaran parairan perlu dilakukan pengelolahan air limbah agar tidak mencemari perairan

d) Kebijakan. Sebagai penentu kebijakan, aturan dan mekanisme penyelesaian masalah yang didukung dengan peraturan yang dikeluarkan oleh pemerintah, surat keputusan (presiden, menteri, gubernur atau bupati).

e) Monitoring dan evaluasi. Salah satu proses penting yang menjadi faktor kunci penentu keberhasilan penanganan adalah dengan melakukan monitoring dan evaluasi. Monitoring adalah untuk memantau kinerja dari tiap-tiap point diatas dan evaluasi dilakukan untuk menilai perkembangan yang dilakukan, apakah pelaksanaannya sesuai dengan capaian yang diharapkan pada penangan kasus dari awal. Hasil monitoring adalah matrik capaian yang diharapkan, catatan perbaikan dan tugas arahan dari berbagai pihak yang terlibat.

Cara lain untuk menangani limbah adalah dengan beberapa cara yaitu :

1. Pemisahan limbah. Pemisahan limbah yang dilakukan sedini mungkin akan mempermudah pengolahan limbah. Sisa pelarut dikumpulkan dalam wadah terpisah dan diber label yang jelas. Apabila pemisahan telah dilakukan sedini mungkin, proses pengolahan daapat didaur ulang sedangkan limbah toksit dan limbah infeksi yang memang harus mendapatkan penanganan khusus kedalam insenator untuk mencegah tersebarnya penyebab penyakit didalam masyarakat.

2. Pengolahan air limbah sebelum dibuang kedalam air dengan beberapa cara:

§ Penetralan dilakukan karna kelarutan logam Sangat dipengaruhi oleh pH.

§ Flokulasi-koagulasi digunakan untuk mengendapkan presipitat yang baru saja terbentuk bersama koloid yang terdapat dalam limbah

§ Adsorbsi terutama padakarbon aktif untuk menghilangkan padatan tersuspensi yang Sangat halus

3. Pengolahan limbah padat sebelum dibuang/ditimbun

§ Pengurangan kadar air dengan cara sedimentasi (pengendapan), filtrasi (penyaringan) atau evaporasi (penguapan).

§ Pengurangan kadar bahan organik.

§ Fiksasi sebelum ditimbun. Logam-logam berat dapat digunakan dalam pembuatan gelas untuk mendapatkan sifat gelas yang dikehendaki. Proses ini disebut glasifikasi.

Apabila sedini mungkin kita bisa menangani limbah-limbah industri apalagi yang mengandung logam-logam berat maka pencemaran yang dapat membahayakan tubuh manusia dapat diatasi dengan baik dan pencemaran-pencemaran juga tidak berdampak merusak kestabilan alam.

Surabaya, Maret 2008

Mahasiswa program pascasarjana ITS

Fakultas Teknologi Kelautan

Jurusan Teknik dan Menejemen Pantai

e-mail ochy_atdjas@yahoo.com

Tidak ada komentar: